speedboat untuk mengelilingi Danau Sentarum
Salah satu tempat yang pernah kukunjungi di tanah kelahiranku telah memberikan memori yang tak bisa dihapus. Tempat ini memiliki berjuta cerita yang telah memuaskan jiwa raga ku dengan keindahannya. Danau Sentarum, nama tempat tersebut. Kawasan yang selalu membuat orang yang pernah mengunjunginya merasa rindu dan ingin kembali lagi.
Secara geografis, Danau Sentarum terletak di Putusibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia, jaraknya hanya 60 menit dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Badau. Tidak heran jika ada beberapa dari Malaysia yang juga menyukai tempat ini.
Danau Sentarum dari Puncak Bukit Tekenang
Danau Sentarum merupakan danau yang unik karena memiliki dua wajah serta menjadi pengatur debit air bagi sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas. Ketika musim hujan, kawasan Danau Sentarum ini akan dipenuhi genangan air karena harus menampung air yang mengaliri Sungai Kapuas agar tempat tersebut tidak kebanjiran. Namun sebaliknya, apabila musim kemarau datang, Danau Sentarum akan mengering dan tempat ini berubah menjadi kawasan tandus sehingga orang bisa melewatinya menggunakan sepeda motor maupun mobil. Air yang ditampung sebelumnya dialirkan untuk Sungai Kapuas agar kawasan yang dialiri sungai ini tidak kekeringan.
Saya menilai Danau Sentarum ini seperti lilin yang merelakan tubuhnya terbakar habis demi seberkas cahaya. Sebab dia merelakan kawasannya kering demi memberi air untuk tempat yang dialiri oleh Sungai Kapuas. Sifat Danau Sentarum ini cukup mulia yaa, bisa juga seperti pengorbanan orang tua kepada anaknya.
Tidak hanya sifat baik yang dimiliki oleh danau ini. Ketika berkunjung di sana saya seperti melihat dunia lain karena pemandangannya sangat indah. Di sekeliling danau juga terdapat beberapa bukit yang tersusun rapi sehingga mata kita semakin dimanjakan oleh cantiknya kekayaan alam yang ditawarkan di sini.
Kawasan Danau Senatrum ketika kering
Saya mengelilingi danau tersebut menggunakan speedboat milik warga sekitar tapi kita harus menyewanya. Ada satu tempat yang kami tuju untuk melihat dari ketinggian indahnya kawasan seluas 132.000 hektare ini yaitu Bukit Tekenang. Pada tahun 1999, Danau Sentarum ditetapkan sebagai Taman Nasional untuk melindungi keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
Danau Sentarum memiliki banyak pohon putat yang kemudian dijadikan rumah oleh lebah hutan sehingga kawasan ini dinobatkan sebagai penghasil madu terbaik kedua di dunia setelah India. Bagi saya, melihat panen madu secara langsung dan dapat meminumnya di sana menjadi daya tarik tersendiri yang tidak akan saya dapatkan dimana pun. Tidak hanya itu, memancing juga menjadi unggulan di sini sebab ikan masih banyak sehingga mudah untuk mendapatkannya.
Proses penyaringan madu atau pasca panen
Bahkan, ada beberpa ikan arwana yang bisa kita pancing tetapi jangan salah, ada kawasan danau yang di lindungi sehingga jika ingin memancing harus dengan warga sekitar agar tidak salah tempat.
Namun sayang, meski menyimpan sejuta keindahan, tempat ini belum dikenal banyak orang. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi pengelola Taman Nasional Danau Sentarum agar lebih lagi mempromosikannya.
Kampung Semangit, kawasan Danau Sentarum
Tempat ini dapat kita datangi melalui dua jalur yakni darat dan udara. Jika ingin menggunakan jalur darat dapat menggunakan taksi atau bus menuju Putusibau dengan jarak tempuh kurang lebih 14 jam. Namun, jika memilih jalur udara, kita hanya membutuhkan satu jam perjalanan sudah bisa sampai di Putusibau.
Wisata Danau Sentarum menjadi pilihan untuk mengisi liburan bersama orang terdekat, karena selain bisa menikmati alam yang indah dan unik, kita juga dapat melihat langsung kehidupan masyarakat yang masih kental dengan sentuhan tradisional.
0 Komentar