Ticker

6/recent/ticker-posts

Keseruan Mengujungi Pulai Pari - Kepulauan Seribu

Sejak pandemi melanda dunia, kita dipaksa untuk tetap berada di rumah, bekerja dan belajar semua dilakukan dari tempat tinggal. Keadaan ini diikuti demi keberlangsungan hidup dan harus mematuhi peraturan yang ada. Awalnya hanya 2 minggu, lalu menjadi sebulan dan akhirnya setahun. Kemudian kita dihadapkan dengan kebiasaan baru. Bulan Maret 2020 masih merasa nyaman karena hanya dua minggu saja di rumah tetapi lama kelamaan bosan juga dan rindu sekali ingin berpergian. Setelah satu tahun pandemi bersemi di Ibu Pertiwi, kami memutuskan untuk memberanikan diri liburan, mengisi akhir pekan mengunjungi salah satu wisata di Jakarta.

Pulau Pari menjadi pilihan untuk memulai perjalanan di tahun 2021 karena jaraknya dekat dengan tempat tinggalku saat ini di Jakarta dan juga biayanya sangat terjangkau. Liburan ini tidak mandiri tetapi kami mengikuti tour agency Yangseru dengan tawaran one day trip. Tanggal 21 Maret 2021 kami mulai perjalanan dari Cempaka Putih Barat tepat pukul 06.30 WIB menuju Dermaga Tanjung Mas. Harusnya  perjalanan hanya 1 jam 15 menit tetapi karena kami nyasar jadi 1 jam 45 menit. Aku harus berkomunikasi intens dengan tour agency supaya ditunggu berangkat karena jadwal berlayar harusnya tepat pukul 08.00 tetapi kami baru sampai dermaga pukul 08.15. Untunglah, kami masih ditunggu dan bisa ikut bersama rombongan Yangseru (bisa juga cek di instagram mereka untuk trip di tempat lainnya).

Foto bersama di Pantai Perawan

Kami berlayar dengan kapal semi terbuka kapasitas sekitar 50 orang penumpang. Angin segar menyapa ketika kapal mulai menjauh dari dermaga, suasana semakin menarik kala air mulai membiru. Ombak mulai menggoyang kapal kami, lenggok ke kiri dan ke kanan mengikuti irama laut. Lama sekali suasana ini tak kurasakan, mungkin 2 atau 3 tahun lalu dan kini merasakan kembali, rasanya sangat menyenangkan, akhirnya bertemu lagi dengan laut.

Sembilan puluh menit sudah berlayar, warna air laut kini biru kehijauan dan terlihat Pulau Pari sudah di depan mata. Semua sangat gembira dan bersemangat akan menjelajah tempat ini. Kapal kami mulai bersandar, satu per satu turun dan langsung diarahkan untuk tes antibodi. Setelah 30 menit antrian akhirnya proses tes selesai dan kami siap melanjutkan liburan. Kami kemudian naik odong - odong dari dermaga menuju Pantai Perawan karena jaraknya cukup menguras tenaga, kalau jalan kaki bisa 10 menitan, kondisi panas akhirnya memilih naik odong - odong saja deh dan sekaligus berbagi rejeki sama bapak - bapak penyedia jasa ini.

Setelah kurang lebih 5 menit naik odong - odong, kami tiba di Pantai Perawan, disambut pasir dan tumbuhan hijau di tengah - tengahnya. Airnya sangat dangkal, lebih dangkal dari kolam renang tapi cukuplah untuk mengobati rindu suasana pantai. Ada juga sebenarnya tempat snorkling tetapi rombongan kami tidak ikut, jadi aku tidak tahu gimana sensasinya tapi kami sudah bisa merasakan ramahnya alam menyambut di Pantai Perawan.

Aku, Tri, Kak Nico, Kak Nael, Kak Marco dan Kak Ricky langsung memilih saung untuk bersantai, anggur merah mulai dikeluarkan dan memesan ikan bakar untuk santap makan siang. Ah rasanya menyenangkan sekali jalan bersama teman - teman baru ini. Kebetulan ini pertama kali aku bertemu laki - laki empat orang ini, mereka orang yang sangat asik untuk berpergian. Kalau Tri, dia teman lamaku dan sudah beberapa kali jalan bersama.

Sesi foto - foto jangan sampai terlewat dan juga tidur di pinggir pantai sangat mengasyikkan. Sambil menikmati snack dan juga air kelapa supaya makin santuy di tepi pantai. Akhirnya ikan bakar sudah tiba, kami menyantap hidangan makan siang setelah menunggu satu jam. Jadi ke pantai ini cuma numpang makan dan tidur saja karena sudah jenuh dengan suasana yang sama.

Setelah puas menikmati pantai, pukul 3 sore kami kembali ke dermaga dan siap - siap pulang. Perjalanan semakin seru karena kami bernyanyi sepanjang perjalanan, hempasan ombak membuat keakraban semakin terasa, padahal baru saja bertemu.

Jalan kembali ke Jakarta juga sangat menyenangkan, kalau tadi pagi musik di mobil diisi dengan lagu - lagu rohani dan serasa ada siraman Roh Kudus di dalamnya. Perjalanan pulang lagunya lebih beragam, mulai dari lagu galau sampai lagu indie.


Biaya

Untuk ikut one day trip ini, kami hanya cukup membayar 90.000 saja dengan fasilitas kapal  (PP), tiket masuk dan snack pagi. Tapi untuk menuju dermaga, kita harus sendiri, jika mau dijemput, untuk bolak balik membayar 80.000 dan makan siang 25.000. Cukup terjangkau bukan, kuylah jadwalkan liburan.

Sekian dulu cerita di Pulau Pari, see you next trip.



Posting Komentar

0 Komentar