Hampir lupa rasanya mendaki karena kelamaan di rumah, hahaha, terakhir awal 2020 lalu di Bukit Sepancong Kalimantan Barat. Demi membalas rindu berjumpa dengan alam, aku akhirnya bisa ikut trekking bareng Ci Aleng dkk. Minggu, 29 Mei 2022 waktu yang sudah lama ditunggu karena tak sabar mau menjumpai ilalang di alam liar sana, saking semangatnya jam 3 pagi Aku dan kak Martini udah bangun dan mandi lalu siap-siap. Kami mememastikan Rinda, Hendra dan kak Dede juga sudah siap siaga karena akan bertemu jam 5 pagi di APL Tower. Tapi nyatanya, hujan disubuh hari memaksa kami terlambat, susah sekali dapat driver, awalnya janjian jam 5 pagi jadi telat 30 menit. Akhirnya tim mobil Jymmy sudah berkumpul, kami siap landas menuju meeting point di Jungle Land, Sentul. Perjalanan kurang lebih 1 jam 20 menit dilewati dengan ceria, meski rencana awal mau tidur di mobil dan rasanya nikmat banget karena hujan tetapi kehangatan perjalanan bersama tim kami, Jymmy, Rinda, kak Martini, kak Dede, Hendra dan aku lebih menggoda daripada tidur. Kami malah karaoke dan ketawa bareng, serasa pertemuan pertama ini adalah pertemanan sepuluh tahun silam, kalian gokil guys.
Sekitar pukul 7 pagi kami tiba di Jungle Land dan jadi rombongan pertama lalu disusul ko Among. Sambil menunggu yang lain, kami menikmati Jungle Land sebentar dan ko Among menikmati sarapannya. Kemudian datang rombongan ci Aleng dkk, kami meluncur ke parkiran dan pindah ke mobil pick up. Sebelum berangkat, kami berdoa bersama lalu foto bareng (biasalah, katanya sebelum make up luntur). Rombongan berjumlah 20 orang makanya dibagi dalam 2 mobil masing-masing 10 penumpang. Udah lama banget nggak naik mobil pick up yang memacu adrenalin, jalanan menanjak, berlobang dan kecil ternyata sudah menantikan kehadiran kami, teriakan antara bahagia dan takut sulit dibedakan. Setelah 30 menit bersenandung dengan jalanan yang ngajak joget naik turun ini akhirnya selesai juga dan kami tiba di parkiran sebelum jalan kaki menuju Puncak Kuta.
Perjalanan menuju Bukit Manapa
Sebelum kaki melangkah melintasi indahnya alam dan jalanan naik turun, kami pemanasan dulu sambil ada jokes-jokes receh ala bapak-bapak dari pemandu wisata, asik juga sih mereka. Hampir jam 9 pagi kami mulai jalan, udah disambut awan kebiruan dan gunung-gunung yang tak mau berjauhan, aku jadi teringat lukisan masa kecil. Perjalanan 15 menit kok rasanya udah mulai ngos-ngosan yaa dan ada anggota kita yang pusing hampir nggak kuat melanjutkan tetapi semangat kekeluargaan di tim ini membawa Yosef bisa sampai puncak. Meski harus beberapa kali berhenti mungkin tadi rada pusing pas naik pick up. Aku rasanya paling banyak berhenti karena tak bisa melewatkan indahnya alam, tanjakan demi tanjakan, makin tinggi makin cantik sajian alam semesta.
Setelah capek jalan kaki 1 jam, kami tiba di persinggahan pertama, ada warung ternyata. Kami seperti orang kelaparan, pesan roti, kopi hangat dan teh hangat, mie instant tak dianjurkan karena kita masih harus melanjutkan perjalanan menuju puncak. Istirahat kurang lebih 15 menit, panggilan tuk melanjutkan sudah terdengar, tapi hanya berselang 10 menit kemudian berhenti di Bukit Wanapa, aduh cantik banget ini. Angin khas perbukitan sudah memeluk kami, ilalang hijau menari-nari menyambut kedatangan kami, damai dan nyaman banget di sini. Tanpa ambil foto dan video, rasanya perjalanan takkan pernah sempurna. Konon, di Bukit Manapa ini tempat pengujung yang mau nginap dan pasang tenda, ketika kami datang, emang ada beberapa tenda berdiri di sana. Jadi, kalau mau menikmati Puncak Kuta lebih lama, bermalamlah di Bukit Manapa ini, cantik juga pemandangannya.
Puncak Kuta, Rindu dibayar Lunas !
Puncak Kuta sudah melambai, memanggil tuk segera digapai. Kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di 2 post perhentian sebelum benar - benar tiba di puncak. Sepanjang perjalanan ini memang nggak ada sedikitpun pemandangan yang mengecewakan, lupa rasanya rasa lelah yang ada hanya bahagia. Seperti rindu, harus dibayar lunas !
Akhirnya yang ditunggu-tunggu hadir juga, Puncak Kuta, kami siap menyapa. Ternyata, untuk menikmati puncak ini, kita ditopang oleh batu yang luasnya terbatas, untuk foto juga harus giliran. Tapi pemandangan yang disuguhnya luar biasa, kita bisa melihat 360 derajat Bogor, Jakarta dan sekitarnya dari ketinggian 1050 mdpl. Pas banget jam 11, terik dan panas (sangat disarankan pake kacamata hitam juga topi). Jadi, di puncak ini kita ngga bisa untuk staycation lama-lama, habis foto-foto, bikin video dan ketawa dikit lalu turun. Perhentian terakhir sebelum ke Puncak Kuta juga tak kalah cantik, kita bisa menikmati aroma dedaunan segar ditambah indahnya pegunungan.
0 Komentar